Kamis, 25 November 2010

Hari Perikanan Sedunia (21 Nopember)

PERIKANAN
Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan makanan bagi manusia. Selain dari itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, pemancingan ikan yang berkaitan dengan rekreasi, dan mungkin juga menangkap ikan untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan.
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis).

A. Sejarah Perikanan
Salah satu sejarah perdagangan dunia yang tertua yaitu perdagangan ikan cod kering dari daerah Lofoten ke bagian selatan Eropa, Italia, Spanyol dan Portugal. Perdagangan ikan ini dimulai pada periode Viking atau sebelumnya, yang telah berlangsung lebih dari 1000 tahun, namun masih merupakan jenis perdagangan yang penting hingga sekarang.
Di India, Pandyas, kerajaan Tamil Dravidian tertua, dikenal dengan tempat perikanan mutiara diambil sejak satu abad sebelum masehi. Pelabuhan Tuticorin dikenal dengan perikanan mutiara laut dalam. Paravas, bangsa Tamil yang berpusat di Tuticorin, berkembang menjadi masyarakat yang makmur oleh karena perdagangan mutiara mereka, pengetahuan ilmu pelayaran dan perikanan.

B. Pengelolaan Sumberdaya Ikan
Pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua upaya termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan yang bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan yang terus menerus.

C. Penangkapan Ikan
Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkannya.

D. Pembudidayaan Ikan
Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan ikan dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol.

E. Sejarah Singkat Perikanan di Indonesia
Pada awal tahun enam puluhan, wajah Perikanan di Indonesia masih sangat menyedihkan. Sebagai negara maritim yang mempunyai potensi besar akan hasil laut, dapat dikatakan sangat langka usaha-usaha pemanfaatannya.
Perikanan di laut hanya dikelola oleh nelayan-nelayan tradisional yang menggunakan alat penangkapan, pengolahan serta pemasaran dengan cara yang masih sangat sederhana dan jauh terbelakang dibandingkan dengan negara-negara lain. Ahli-ahli perikanan masih dapat dihitung dengan jari, hanya beberapa yang memperoleh pendidikan dari Jepang dan sebagian lagi dari Jerman. Situasi Pendidikan di Indonesia pada umumnya masih melanjutkan sistim pendidikan Belanda, yakni tidak diarahkan untuk mencetak tenaga pelaksana yang terampil di bidang usaha, demikian juga di dunia Perikanan, dr. Aziz Saeh, selaku Menteri Pertanian dan Agraria pada saat itu, prihatin melihat kondisi perikanan di Indonesia, di mana nelayan masih terbelakang dalam bidang tehnik, sosial dan ekonomi.
Satu-satunya usaha perikanan yang berarti hanyalah Perusahaan milik Pemerintah : “BADAN PIMPINAN UMUM PERIKANAN”, atau disingkat : BPU PERIKANI dengan Presiden Direktur Imam Sutopo. Perusahaan ini mempunyai kegiatan di Jakarta, Semarang, Surabaya, Belawan, Aer Tembaga (Manado) dan Ambon.
BPU PERIKANI ingin mengadakan langkah-langkah modernisasi, tetapi salah satu hambatan penting adalah tidak adanya tenaga-tenaga nelayan berpendidikan sebagai pelaksana modernisasi di darat maupun di laut.
Melihat hal tersebut dr. Aziz Saleh memberi tugas kepada Ir. Soesilo Hardjoprakoso selaku Staff Menteri, untuk menjajagi pembentukan Pendidikan khusus kenelayanan, guna mencetak tenaga-tenaga yang dapat diharapkan dalam pengembangan Perikanan di Indonesia, terutama dalam bidang usaha. Diingatkan agar pembentukannya jangan sampai mengulangi sebagaimana “SEKOLAH USAHA TANI” yang tidak mencapai sasaran.
Sekolah Usaha Tani dimaksudkan untuk mendidik anak petani lulusan Sekolah Rakyat (sekarang sekolah dasar), agar nantinya dapat kembali ke desa sebagai petani terdidik. Namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, setelah menjalani pendidikan selama satu tahun dengan pembiayaan pemerintah, mereka tidak kembali ke desa tetapi masuk menjadi Pegawai Negeri.

F. TENTANG HARI PERIKANAN SEDUNIA
21 November 2010 merupakan hari perikanan sedunia. Di Indonesia masalah kelautan yang langsung berhubungan dengan perikanan nasional dan kehidupan nelayan tradisional. Dengan harapan bahwa peringatan Hari Perikanan Sedunia ini bisa dijadikan titik tolak pemerintah Indonesia untuk melakukan reorientasi kegiatan perikanan dengan konsisten dan konsekuen.
Kurangnya perlindungan pemerintah terhadap keberlangsungan nelayan tradisional, dan kurangnya kreatifitas pemerintah dalam mengelola hasil laut menyebabkan banyaknya ikan – ikan dari perairan nusantara terjual murah ke negeri asing.
Ditambah dengan dibukanya kembali kran ekspor ikan Cakalang pada 11 November lalu, berpotensi besar merugikan ekonomi Indonesia, menghilangkan kemandirian usaha perikanan nasional, dan merusak keberlanjutan ekosistem laut dan ketersediaan pangan sumber daya perikanan nasional.


Daftar Pustaka
http://stp.dkp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=50&Itemid=58
http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan

Kamis, 18 November 2010

 MACAM – MACAM TANAMAN HIAS (BUNGA)

a. Bunga Teratai
Bunga Teratai lebih dikenal masyarakat dunia dengan nama Water lily. Namun Bunga Hiasan ini bukanlah jenis dari bunga Lily. Bunga ini adalah bunga dari tanaman yang hidup dan tumbuh di permukaan air. Tanaman ini dapat tumbuh di permukaan air yang tenang, seperti di kolam, sungai atau rawa. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang ingin memelihara bunga ini haruslah memiliki kolam untuk membudidayakannya.

b. Kateliya (Cattleya)
Bunga Kamboja berasal dari Amerika Tengah dan banyak tumbuh di Meksiko dan Venezuela. Bunga ini lebih dikenal dengan nama Plumeria, yang diambil dari nama seorang ahli tanaman yang berasal dari Perancis dan terkenal pada abad ke-17, yaitu Charles Plumier. Sebelum terkenal dengan nama Plumeria, bunga Kamboja dikenal dengan nama Frangipani. Nama ini adalah nama seorang berkebangsaan Itali yang menemukan dan membuat minyak wangi dari bunga Kamboja di abad ke-16.

c. Kembang Sepatu
Kembang Sepatu berasal dari Asia Timur. Bunga ini juga dapat dijadikan sebagai tanaman hias karena warna-warnanya yang cantik. Bunga ini merupakan jenis tanaman semak dan tumbuh di daerah yang suhunya hangat. Bunga tumbuh pada tanaman yang dapat mencapai ketinggian 2 sampai 5 meter. Daunnya mempunyai bentuk yang agak lebar dan bulat dengan ujung daun yang meruncing.


d. Bunga Tulip
Bunga Tulip yang banyak tumbuh dan terkenal di negara Belanda, juga merupakan jenis Hiasan Bunga yang banyak dicari. Bunga ini tumbuh di musim dingin, dan tidak dapat tumbuh subur di tempat yang beriklim tropis.

e. Bunga Anyelir
Ketenaran bunga Anyelir hampir menyamai bunga Mawar, dan juga merupakan salah satu bunga yang paling populer di dunia. Bunga ini merupakan ekspresi dari suatu perasaan yang sentimental, kecantikan, serta kesegaran yang tahan lama. Bunga Anyelir kebanyakan berwarna merah muda, namun ada pula yang berwarna merah, putih, kuning dan hijau. Bentuknya bulat dengan komposisi beberapa bagian kelopak yang terpisah. Bunga ini tumbuh dan mekar di tiap tangkainya temukan aneka bunga unik di Jual Tanaman Bunga & Jual Aneka Bunga.

f. Bunga Melati (Jasmine)
Bunga yang tumbuh setiap tahun ini memiliki wangi yang sangat harum dan khas. Bunga ini tumbuh di daerah tropis dan mekar pada musim semi atau musim panas. Biasanya bunga ini kuncup pada malam hari dan akan mekar lagi pada pagi hari.

g. Bunga Anggrek
Bunga Anggrek yang berasal dari spesies yang bernama Orchidaseae ini dikenal sebagai bunga yang tahan lama. Bunga ini juga sangat populer dengan keeksotikannya. Oleh karena itu banyak orang yang menjadikannya sebagai tanaman hias. Bunga Anggrek mempunyai banyak warna seperti ungu, merah keunguan, putih, dan kuning.

h. Bunga Aster
Sebuah taman bunga tidak lengkap bila tidak ada Tanaman Hiasan bunga Aster. Bunga dengan banyak jenis dan warna yang cantik ini mencerminkan keriangan, kegembiraan dan kesederhanaan. Apabila anda ingin berbagi keceriaan pada seseorang dengan bunga, maka bunga Aster adalah pilihan yang tepat.
i. Bunga Mawar
Bunga Mawar merupakan Tanaman Hiasan bunga yang paling banyak dicari dan disukai oleh semua orang. Karena dengan warna dan bentuknya yang cantik, serta wanginya yang harum mampu menggugah perasaan seseorang. Oleh karena itu bunga Mawar merupakan bunga yang paling populer di dunia, dengan banyaknya jenis Mawar yang begitu memikat. Bunga Mawar disukai oleh orang tidak hanya untuk dipajang atau ditanam dalam vas atau pot bunga, tetapi juga dengan membuat kebun bunga Mawar.

PENGENALAN TANAMAN ANGGREK

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.
Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.
Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.
Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.
Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
• Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.
• Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp.
Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.
• Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
• Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.

1. PERSILANGAN
Persilangan ditujukan untuk mendapatkan varietas baru dengan warna dan bentuk yang menarik, mahkota bunga kompak dan bertekstur tebal sehingga dapat tahan lama sebagai bunga potong, jumlah kuntum banyak dan tidak ada kuntum bunga yang gugur dini akibat kelainan genetis serta produksi bunga tinggi. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, sebaiknya dan seharusnya pedoman persilangan perlu dikuasai, antara lain :
• Persilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah penyiraman. Kuntum bunga dipilih yang masih segar atau setelah membuka penuh.
• Sebagai induk betina dipilih yang mempunyai bunga yang kuat, tidak cepat layu atau gugur.
• Mengetahui sifat-sifat kedua induk tanaman yang akan disilangkan, agar memberikan hasil yang diharapkan, misalnya sifat dominasi yang akan terlihat atau muncul pada turunannya seperti : warna, bentuk, dan lain-lain.
• Bunga tidak terserang OPT terutama pada polen dan stigma.
• Setiap mendapatkan varietas baru yang baik, sebaiknya didaftarkan pada “Royal Horticultural Society” di London, dengan mengisi formulir pendaftaran anggrek hibrida dengan beberapa persyaratan lainnya.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penyerbukan (polinasi) adalah sebagai berikut :
• Sediakan sehelai kertas putih dan sebatang lidi kecil atau tusuk gigi atau sejenisnya yang bersih.
• Cap polinia yang terdapat pada ujung column dibuka, dimana akan terlihat di dalamnya polinia yang berwarna kuning.
• Ujung lidi/tusuk gigi dibasahi dengan cairan yang ada di dalam lubang putih atau dengan sedikit air.
• Polinia diambil dengan hati-hati. Pegang kertas putih sebagai wadah di bawah bunga untuk menghindari bila polinia jatuh pada waktu diambil.
• Polinia kemudian dimasukkan ke dalam stigma (kepala putik).
• Beri label yang diikatkan pada tangkai kuntum (pedicel) bunga yang berisi catatan tentang tanggal penyerbukan dan nama bunga yang diambil polinianya.
Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki akan layu. Apabila penyerbukan berhasil, dan bila tidak ada OPT, maka bakal buah tersebut akan terus berkembang menjadi buah. Buah anggrek ada yang masak setelah tiga bulan sampai enam bulan atau lebih. Buah yang masak akan merekah dengan dicirikan adanya perubahan warna buah dari hijau menjadi hijau kekuning-kuningan.
Dalam memilih biji anggrek yang akan disemaikan dalam botol perlu diperhatikan sebagai berikut :
• Biji yang berwarna keputih-putihan dan kosong adalah biji yang kurang baik.
• Biji yang baik yaitu yang bulat penuh berisi, berwarna kuning atau kecoklat-coklatan

2. PEMBIBITAN
Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara konvensional adalah sebagai berikut :
• Perbanyakan vegetatif malalui pemecahan/pemisahan rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang seperti Dendrobium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai bunga seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata. Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan anak tanaman yang mempunyai sifat genetik sama dengan induknya. Namun perbanyakan konvensional secara vegetatif ini tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk tanaman bunga potong, karena jumlah anakan yang diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas.
• Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji tersebut.
Untuk menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam diperlukan tanaman dalam jumlah banyak pula. Oleh karena itu peningkatan produksi bunga pada tanaman anggrek hanya dapat dicapai dengan usaha perbanyakan tanaman yang efisien.
Pada saat ini metode kultur in vitro merupakan salah satu cara yang mulai banyak digunakan dalam perbanyakan klon atau vegetatif tanaman anggrek. Kultur in vitro pertama kali dicoba oleh Haberlandt pada tahun 1902, karena adanya sifat tanaman yang disebut totipotensi yang dicetuskan oleh kedua orang sarjana Jerman Schwann dan Schleiden pada tahun 1830.
Metode kultur in vitro yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (seperti : akar, daun, batang, mata tunas) dan jaringan-jaringan generatif (seperti : ovule, embrio dan biji) pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik (bebas mikroorganisme).
Secara generatif, benih tanaman diperoleh melalui biji hasil persilangan yang secara genetis biji-biji tersebut bersifat heterozigot. Sehingga benih-benih yang dihasilkan mempunyai sifat tidak mantap dan beragam. Dengan cara ini untuk mendapatkan tanaman yang sama dengan induknya sangatlah sulit, karena persilangan anggrek telah berkembang demikian luasnya. Namun dengan cara ini akan diperoleh varietas baru.
Secara vegetatif yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif atau kultur jaringan seperti akar, daun, batang atau mata tunas pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik. Dengan metode ini dapat diharapkan perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara cepat dan berjumlah banyak, serta sama dengan induknya.

3. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
 Persiapan Lahan
Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau dengan naungan yang diberi paranet atau sejenisnya dengan pengaturan intensitas cahaya tertentu atau di lahan terbuka. Oleh karena tanaman anggrek mempunyai potensi ekonomis yang tinggi, maka untuk jenis-jenis tertentu dapat ditanam di dalam rumah kaca (green house). Selain untuk melindungi tanaman dari gangguan alam, juga akan mengurangi intensitas serangan OPT.
 Persiapan Media Tumbuh
Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tidak lekas melapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi baik, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan dan relatif murah harganya. Sampai saat ini belum ada media yang memenuhi semua persyaratan untuk pertumbuhan tanaman anggrek.
Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, kemasaman media (pH) yang baik berkisar antara 5–6. Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi bunga optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tumbuh yang sesuai. Media tumbuh yang sering digunakan di Indonesia antara lain : moss, pakis, serutan kayu, potongan kayu, serabut kelapa, arang dan kulit pinus.
Pecahan batu bata banyak dipakai sebagai media dasar pot anggrek, karena dapat menyerap air lebih banyak bila dibandingkan dengan pecahan genting. Media pecahan batu bata digunakan sebagai dasar pot, karena mempunyai kemampuan drainase dan aerasi yang baik.
Moss yang mengandung 2–3% unsur N sudah lama digunakan untuk medium tumbuh anggrek. Media moss mempunyai daya mengikat air yang baik, serta mempunyai aerasi dan drainase yang baik pula.
Pakis sesuai untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya.
Serabut kelapa mudah melapuk dan mudah busuk, sehingga dapat menjadi sumber penyakit, tetapi daya menyimpan airnya sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan serta mudah didapat dan murah harganya. Dalam menggunakan serabut kelapa sebagai media tumbuh, sebaiknya dipilih serabut kelapa yang sudah tua.
Media tumbuh sabut kelapa, pakis, dan moss merupakan media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan tanaman anggrek Phalaenopsis sp. Namun bila pakis dan moss yang tumbuh di hutan ini diambil secara terus-menerus untuk digunakan sebagai media tumbuh, dikhawatirkan keseimbangan ekosistem akan terganggu.
Serutan kayu atau potongan kayu kurang sesuai untuk media anggrek karena memiliki aerasi dan drainase yang baik, tetapi daya menyimpan airnya kurang baik, serta miskin unsur N. Proses pelapukan berlangsung lambat, karena kayu banyak mengandung senyawa-senyawa yang sulit terdekomposisi seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa.
Media serutan kayu jati merupakan media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan anggrek Aranthera James Storie. Pecahan arang kayu tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi sukar mengikat air dan miskin zat hara. Namun arang cukup baik untuk media anggrek.
Penggunaan media baru (repotting) dilakukan antara lain sebagai berikut :
• Bila ditanam dalam pot (wadah) sudah terlalu padat atau banyak tunas.
• Medium lama sudah hancur, sehingga menyebabkan medium bersifat asam, bisa menjadi sumber penyakit.
 Penyiraman
Tanaman anggrek yang sedang aktif tumbuh, membutuhkan lebih banyak air dibandingkan dengan yang sudah berbunga. Frekuensi dan banyaknya air siraman yang diberikan pada tanaman anggrek bergantung pada jenis dan besar kecil ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan pertanaman. Sebagai contoh adalah tanaman anggrek Vanda sp., Arachnis sp., dan Renanthera sp., yaitu anggrek tipe monopodial yang tumbuh di bawah cahaya matahari langsung, sehingga membutuhkan penyiraman lebih dari dua kali sehari, terutama pada musim kemarau.
 Pemupukan
Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman anggrek akan nutrisi sama dengan tumbuhan lainnya, hanya anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengikat pertumbuhan anggrek sangat lambat.
Dalam usaha budidaya tanaman anggrek, habitatnya tidak cukup mampu menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya tanaman diberi pupuk baik organik maupun anorganik. Pupuk yang digunakan umumnya pupuk majemuk yaitu yang mengandung unsur makro dan mikro.
Kualitas dan kuantitas pupuk dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang masih kecil perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 30:10:10, pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang berukuran sedang perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:10:10. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif yaitu untuk merangsang pembungaan, perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:30:30.
Jika dilakukan pemupukan ke dalam pot maka hanya pupuk yang larut dalam air dan kontak langsung dengan ujung akar yang akan diambil oleh tanaman anggrek dan sisanya akan tetap berada dalam pot. Pemupukan pada sore hari menunjukkan respon pertumbuhan yang baik pada anggrek Dendrobium sp.

4. PANEN DAN PASCA PANEN
Keistimewaan tanaman anggrek terletak pada penampilannya saat konsumsi, sehingga usaha untuk mempertahankan mutu penampilan selama mungkin menjadi tujuan utama penanganan pasca panen dan pasca produksi. Untuk melaksanakan upaya tersebut perlu dipahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi mutu pasca panen atau pasca produksi tanaman anggrek. Faktor yang mempengaruhi mutu pasca panen anggrek bunga potong adalah tingkat ketuaan bunga, suhu, pasokan air dan makanan, etilen dan kerusakan mekanis dan penyakit. Sedangkan yang mempengaruhi anggrek pot antara lain kultivar, stadia pertumbuhan, cahaya, medium, pemupukan, temperatur dan lama pengangkutan

Senin, 08 November 2010

MEMPOSISIKAN PRODUK

PERILAKU KONSUMEN DAN TINDAKAN PEMASARAN

Setelah melakukan segmentasi pasar dalam usaha membidik kelompok pelanggan tertentu, langkah berikutnya adalah menemukan apa yang diinginkan pelanggan. Pemosisian (positioning) berarti membuat gambar yang mencerminkan bagaimana produk atau jasa anda dimata konsumen setelah melakukan analisa terhadap konsumen. Langkah – langkah yang dibutuhkan dalam pemosisian produk:

1. Memilih kriteria kunci yang secara efektif membedakan produk atau jasa dalam industri.

2. Membuat diagram dua dimensi peta pemosisian produk dengan kriteria yang ditetapkan pada setiap sumbu.

3. Menempatkan produk/jasa pesaing dalam resultan matriks empat kuadran.

4. Mengidentifikasi bidang – bidang dalam peta pemosisian tempat produk atau jasa paling dapat bersaing dalam pasar sasaran tertentu.

5. Mengembangkan rencana pemasaran untuk memposisikan produk atau jasa perusahaan secara tepat.

Karena hanya dua kriteria yang dapat dikaji pada suatu peta pemosisian produk,
harus banyak peta yang dibuat untuk menilai berbagai pendekatan terhadap implementasi strategi. Beberapa pedoman dasar untuk menggunakan peta pemosisiana. Carilah lubang atau ceruk yang kosongb. Jangan menempatkan diri diantara segmen. Segala kelebihan dari berada diantara segmen (seperti sasaran pasar yang lebih besar )dihilangkan dengan kegagalan memuaskan satu segmen. Jangan melayani dua segmen dengan strategi yang sama . Biasanya strategi yang berhasil dengan satu segmen tidak secara langsung dipindahkan ke segmen lain. Jangan memposisikan diri anda di tengah - tengah peta. Bagian tengah biasanya berarti strategi yang secara tidak jelas dianggap mempunyai karakteristik yang membedakan.

Memposisikan produk sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena penempatan produk tersebut ditujukan melayani target market tertentu. Oleh karena itu, pengertian strategi product positioning sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu citra produk di benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing. Fokus utamanya adalah bagaimana caranya sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan.Sehingga dengan demikian, konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.

Ada tujuh pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan positioning, yaitu:
1) Derajat kepentingan (importence) , artinya atribut tersebut sangat bernilai di mata sebagian besar pelanggan.
2) Keunikan (distinctiveness), artinya atribut tersebut tidak ditawarkan perusahaan dibandingkan pesaingnya.
3) Superioritas, artinya atribut tersebut lebih unggul dari pada cara-cara lain untuk mendapatkan manfaat yang sama.
4) Dapat dikomunikasikan ( communicability), artinya atribut tersebut dapat dikomunikasikan secara sederhana dan jelas, sehingga pelanggan dapat memahaminya.
5) Preemptive, artinya atribut tersebut tidak mudah ditiru oleh oleh para pesaing.
6) Terjangkau (affordability), artinya pelanggan sasaran akan mampu dan bersedia membayar perbedaan/keunikan atribut tersebut. Setiap tambahan biayaatas karakteristik khusus diperpanjang sepadan nilai tambahannya.
7) Kemampulabaan (profitability), artinya perusahaan bisa memperoleh tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan tersebut.
Agar strategi penempatan produk dapat dilaksanakan dengan sukses, maka pemanfaatan variabel-variabel bauran pemasaran (marketing mix) perlu dioptimalkan khususnya aspek desain dan komunikasikan. Syarat yang perlu dipenuhi dalam melaksanakan penempatan merek tunggal antara lain :
1. memposisikan merek di pasar sedemikian rupa sehingga dapat bertahan dalam persaingan dengan pesaing yang paling kuat.
2. mempertahankan posisi uniknya dengan menciptakan daya tarik produk yang berbeda/khas.
Dalam manajemen multi merek, perusahaan harus menentukan posisinya dengan cermat, supaya merek-merek yang ada tersebut tidak bersaing satu sama lain dan agar tidak terjadi kanibalisasi (merek yang satu ’mematikan’ merek yang lain) jadi segmentasi pasar harus dilakukan dengan hati-hati dan didukung dengan penempatan sesuai dengan segmen pasar yang dituju.
Hasil yang diharapkan dengan melaksanankan strategi penempatan produk antara lain :
1. pemenuhan sejauh mungkin kebutuhan segmen-segmen pasar yang spesifik.
2. memenuhi atau membatasi kemungkinan terjadinyaperubahan yang mendadak dalam penjualan.
3. penciptaan keyakinan pelanggan terhadap merek-merek yang ditawarkan.
Kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan . selain ditentukan oleh persepsi pelanggannya sendiri, posisi atau citra sebuah perusahaan dipengaruhi pula oleh para pesaing dan pelanggan mereka. Jaring- jaring persepsi di antara perusahaan , pesaing, dan pelanggan ditunjukan dalam gambar XXX. Implikasi dari jaring jaring tersebut dalam merumuskan dan memantau posisinya di pasar.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Memposisikan ProdukØ

Sengupta,Subroto,BrandPositioning,Strategis For Competitif Advantage, Tata McGrawHill Co., 1990Ø

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/peta-memposisikan-product-map-product.html

KARAKTERISTIK SITUASI KONSUMEN

Situasi Konsumen adalan faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu (Mowen dan Minor (1998) )

5 KARAKTERISTIK SITUASI KONSUMEN

1. Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi,dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen
2. Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut
3. W a k t u
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen
4. T u j u a n
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri
5. Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.

Jenis Situasi Konsumen

1. Situasi Komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi Komunikasi yg dilakukan bisa bersifat pribadi atau nonpribadi
2. Situasi Pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian
3. Situasi Pemakaian

Referensi :
http://moebarak.files.wordpress.com/2008/03/perilaku-konsumen-sessi-4.pdf

RISET PEMASARAN

PERILAKU KONSUMEN DAN TINDAKAN PEMASARAN

Pendahuluan

Riset adalah bagian inheren dari aktivitas pemasaran yang terencana dengan baik. Melalui riset pemasaran, kita mendapatkan data-data yang kita perlukan mengenai segmentasi, profil dan perilaku konsumen, apresiasi terhadap produk kita, dan banyak lagi hal lain yang menarik dan bermanfaat. Oleh karena itu, walaupun tidak semua dari kita pernah terlibat secara langsung dengan riset pemasaran, sedikitnya kita pasti pernah memanfaatkan data yang berasal dari riset pemasaran yang berkorelasi terhadap produk kita.

Riset Pemasaran menurut Malhotra (1996) merupakan identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran

Kriteria Riset Pemasaran

a. Relevan

Menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk merespon tantangan atau menyelesaikan masalah pemasaran yang dihadapi perusahaan.

b. Tepat Waktu

Hasil penelitian selesai tepat pada waktunya

c. Efisien

Setiap riset pemasaran harus memberikan nilai tambah lebih besar dari pada biaya yang telah dikeluarkan.

d. Obyektif

Agar hasil penelitian berkualitas baik, sehingga kesalahan interpretasi dapat dihindari.

Klasifikasi Riset Pemasaran :

1. Riset Identifikasi Masalah

2. Riset Pemecahan Masalah

Proses Riset Pemasaran

· Perumusan masalah

Riset hanya dapat dirancang secara sistematis untuk memberikan informasi berharga jika masalah yang dihadapi telah dirumuskan secara jelas dan akurat.

· Penentuan desain riset

Desain riset merupakan kerangka atau cetak biru untuk melaksanakan proyek riset pemasaran, yang menjabarkan prosedur untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah riset pemasaran.

Komponen-komponen desain riset :

1. Menentukan desain riset pemasaran (eksploratoris, deskriptif atau kausal).

2. Menentukan informasi yang dibutuhkan.

3. Menetapkan prosedur pengukuran dan skala.

4. Menyusun dan melakukan pre-test terhadap kuesioner atau bentuk pengumpulan data lainnya.

5. Menetapkan proses sampling dan jumlah sample.

6. Menyusun rencana analisis data.

a. Kriteria data yang baik :

1. Obyektif (sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya)

2. Representatif

3. Standard error harus kecil

4. Up to date

5. Relevan

b. Klasifikasi data menurut :

1. Jenisnya : data kualitatif & data kuantitatif

2. Sifatnya : data diskrit & data kontinyu

3. Sumbernya : data internal & data eksternal

4. Cara memperolehnya :

a. Data Primer : dikumpulkan dan diolah sendiri langsung dari obyeknya. Terdiri dari : observasi, eksperimen, & kuesioner.

b. Data Sekunder : diperoleh dalam bentuk sudah jadi (sudah dikumpulkan dan sudah diolah oleh pihak lain), biasanya dalam bentuk publikasi.

5. Menurut waktu pengumpulannya : data cross section & time series

Riset Proses Analisis Peluang Pasar

1. Riset Potensi Pasar

2. Riset Perilaku Konsumen

3. Riset Benchmark Industri

Riset Penentuan Target Pasar

1. Riset Segmentasi

2. Riset Penentuan Target Pasar

Riset Proses Perancangan Strategi

1. Riset Penentuan Keunggulan Perusahaan

2. Riset Perumusan Positioning

3. Riset Pengembangan dan Pengujian Produk

4. Riset Pengukuran Daur Hidup Produk & Pemilihan Strategi yang Tepat

5. Riset Pengukuran Market Share & Pemilihan Strategi yang Tepat

Riset Proses Perencanaan Program Pemasaran

1. Riset Pengujian Brand & Packaging

2. Riset Pengukuran Ekuitas Merek

3. Riset Penentuan Harga

4. Riset Perumusan Strategi Harga

5. Riset Pemilihan & Perancangan Saluran Distribusi

6. Riset Media & Bauran Promosi

7. Riset Pengukuran Effektivitas Bauran Promosi

8. Riset Pengukuran Effektivitas Iklan

Riset Proses “Marketing Efforts”

1. Riset Pengukuran Kepuasan Pelanggan

2. Riset Pengukuran Loyalitas Pelanggan

3. Riset Pengukuran & Analisis Churn

4. Riset Perancangan Customer Relationship Management (CRM)

5. Riset Perancangan Marketing Decision Support System

6. Riset Perancangan Marketing Information System

Referensi :

http://file.upi.edu/Direktori/B%20-%20FPIPS/PRODI.%20MANAJ.%20PEMASARAN%20WISATA/RINI%20ANDARI/Riset%20Pemasaran/Riset%20Pemasaran.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran_dan_komunikasi/Bab%209.%20Riset%20Pemasaran.pdf

Look StudentSite Gunadarma