Selasa, 01 Mei 2012

MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST IN TIME (JIT), ECONOMICAL ORDER QUANTITY (EOQ), MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL


 
MAKALAH MANAJEMEN PERSEDIAAN
JUST IN TIME (JIT),  ECONOMICAL ORDER QUANTITY   (EOQ), MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL

Disusun oleh        : Richard Andreas
NPM                     : 11208044
Mata Kuliah         : Akutansi Manajemen Lanjut


A.   JUST IN TIME (JIT)
JIT, atau tepat pada waktunya, persediaan adalah manajemen persediaan strategi yang ditujukan untuk memantau proses inventarisasi sedemikian rupa untuk meminimalkan biaya yang berkaitan dengan pengendalian persediaan dan pemeliharaan. Untuk gelar besar, proses persediaan just-in-time bergantung pada monitoring yang efisien dari penggunaan bahan dalam produksi barang dan barang pengganti pemesanan yang tiba tak lama sebelum mereka dibutuhkan. Strategi sederhana membantu mencegah menimbulkan biaya yang berkaitan dengan membawa persediaan besar bahan baku pada setiap titik waktu tertentu
JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasarJIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Bila JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.
ü Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu:
1.      Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2.      Memproduksi dengan jumlah kecil
3.      Menghilangkan pemborodan
4.      Memperbaiki aliran produksi
5.      Menyempurnakan kualitas produk
6.      Orang-orang yang tanggap
7.      Menghilangkan ketidakpastian
8.      Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.

ü  Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
1.        Organisasi Pabrik                 :  Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2.        Pelatihan/Tim/keterampilanB: JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja JIT  yaitu
a.       Membentuk Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal.
b.      Kanbal Pull System : Kanbal merupakan system manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan.
c.       Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya.
d.      Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan.
e.       Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya.
f.       Meratakan beban produksi.
g.      Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning.
h.      Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.

3.      Visibiltas/ pengendalian visual : Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan system visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam system tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.

4.      Eliminasi Kemacetan : Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.

5.      Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup  : Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.

6.      Total Productive Maintance  : TPM merupakan suatu keharusan dalam sisitem JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.


  1. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan Berkesinambungan : Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIt tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.

ü  Startegi Penerapan Just in Time
Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
Startegi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pinpinan tersebut JIt tidak dapat terlaksana. Mengubah system, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan dating sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
Startegi penerapan Just in Time dalam system produksi. Penemuan system produksi yang tepa, yaitu dengan system tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyakmungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hany sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.

ü  Keuntungan JIT antar lain
  1. Waktu set-up pada gudang dapat dikurangi. Dengan pemotongan waktu dan biaya ini akan membuat perusahaan lebih efficient, dan perusahaan dapat lebih fokus untuk perbaikan pada bidang lainnya.
  2. Aliaran barang dari gudang ke produksi akan meningkat. Beberapa pekerja akan fokus pada daerah pekerjaannya untuk bekerja secara cepat.
  3. Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara lebih efisien.
  4. Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih konsisten.
  5. Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer.
  6. Persediaan selalu dipertahankan untuk menjaga produkstivitas pekerja dan bisnis akan fokus pada turn over.

B.   ECONOMICAL ORDER QUANTITY   (EOQ)
Menentukan berapa besarnya pembelian bahan baku atau menentukan besarnya persediaan optimal maka digunakan teknik. Economical Order Quantity atau kuantitas pesanan yang paling ekonomis, yaitu menunjukkan kuantitas bahan yang dibeli dengan mengeluarkan biaya yang paling minimal. Setiap perusahaan harus dapat menentukan lebih dahulu besarnya persediaanbahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah barang jadi yangdirencanakan dalam suatu periode tertentu. Hal ini penting untuk menjaga agar tidakakekurangan bahan baku, sehingga dapat menghentikan proses produksi yang manatentu menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena tidak memenuhi permintaanlangganan atau konsumen terhadap barang jadi.
Salah satu cara yang digunakan adalah mengadakan pengaturan pemesananbahan baku secara ekonomis dengan metode atau tehnik yang dikenal dengan Economic Order Quantity (EOQ),. Analisis Economic Order Quantity (EOQ) bertujuan untuk menentukan jumlah pesanan yang optimal atau yang paling ekonomis sesuai dengan jumlah pesanan yang optimal atau yang paling ekonomis sesuai denganjumlah kebutuhan dengan biaya yang paling minimal. Untuk jelasnya berikutbeberapa pendapat tentang pengertian Economic Order Quantity (EOQ), menurut Rianto (1995) mengemukakan bahwa“Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau seringdikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal”. Selanjutnya Rangkuti (1996)menyatakan bahwa “Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah pembelianbahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah”.


Biaya-biaya yang digunakan sebagai dasar perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) yaitu :
1.      Ordering Cost  (biaya pemesanan)
Biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan tiap kali pesan. Biaya-biayayang termasuk dalam kategori ini adalah : (a) biaya telepon, (b) biaya ekspedisi, (c) pengeluaran surat menyurat, dan (d) biaya penerimaan bahan yang di pesanmeliputi : biaya pembongkaran kegudang dan biaya pemeriksaan bahan yangditerima, baik mutu maupun jumlahnya, sesuai dengan pesanan atau tidak.

2.      Carrying Cost (biaya penyimpanan)
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsungdengan kuantitas persediaan. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biayapenyimpanan adalah : (a) biaya pemeliharaan bahan, (b) biaya sewa gudang, (c)biaya asuransi, (d) biaya absolescence (kerusakan bahan karena disimpandigudang), (e) bunga modal, dan (f) biaya pajak persediaan bahan yang ada dalam gudang

C.   MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL
ü  Metode pengendalian persediaan tradisional menurut Riyanti Wiranata (2002)
Metode ini secara formal diperkenalkan oleh Wilson pada tahun 1929dengan mencoba mencari jawaban atas 3 pertanyaan dasar :
a.       Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk tiap kali pemesanan(economic order quantity)  EOQ
b.      Kapan saat pemesanan harus dilakukan (reorder point ).
c.       Berapa jumlah cadangan pengaman yang diperlukan ( safety stock).
Metode ini menggunakan matematika dan statistik sebagai alat bantu utama dalam memecahkan masalah kuantitatif dalam sistem persediaan

Look StudentSite Gunadarma